Pengertian Akulturasi Budaya Lengkap Dengan Contohnya, Faktor yang Mempengaruhinya

Pengertian Akulturasi Budaya Lengkap Dengan Contohnya, Faktor yang Mempengaruhinya - Update artikel terbaru kali ini akan mengulas tentang pengertian akulturasi budayaapa itu arti akulturasi budayaakulturasi budaya adalahcontoh-contoh akuluturasi budaya. Indonesia adalah negara ketimuran yang dalam perjalanannya mengalami akulturasi budaya dengan budaya luar. Kata akulturasi berasal dari bahasa Latin “acculturate” yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi budaya adalah perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya, proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga bisa saling memengaruhi.

Menurut Koentjaraningrat, akulturasi budaya adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Syarat terjadinya proses akulturasi adalah adanya persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut, kemudian adanya keseragaman (homogenity) seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya

Akulturasi terjadi karena berbagai faktor. Akulturasi budaya bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:

    - Kontak sosial pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antar individu dalam dua masyarakat.
    - Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
    - Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa. teknologi. kemasyarakatan. agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
    - Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
    - Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Contoh Akulturasi Budaya di Indonesia


1. Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi adalah suatu bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi adalah hasil bangunan zaman megalitikum yakni bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut dengan bekal kubur sehingga candi juga mempunyai fungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan pada candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.

2. Seni Tarian
Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal mengakibatkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.

3. Seni Berpakaian
Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Tapi yang lazim dikenakan yaitu pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang dipakai untuk stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang dipakai pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh suatu kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang memakai syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaan Arab.

4. Adat Kebiasaan
Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya Tionghoa dengan Islam. Memberi dengan ketulusan hati adalah bagian luhur dari menjalankan kewajiban sebagai manusia. Dan lebih indah lagi bila segala kebajikan dilakukan di hari raya. Menjalankan tradisi tentu adalah bagian dari kebajikan. Tradisi yang diwariskan leluhur sejatinya tetap dilaksanakan karena mengandung nilai-nilai moral yang bertujuan baik. Salah satu tradisi Lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.

Demikianlah penjelasan lengkap tentang pengertian akulturasi budaya dan contohnya. Semoga bermanfaat.